Entah kenapa, belajar itu seperti jadi “momok” buat ketiga anak saya,
terutama buat si nomor dua, Kayla. Sebenarnya, saya bukan tipe ibu yang
suka memaksa-maksa anaknya untuk rajin belajar terutama saat ujian (UTS,
UKK). Buat saya, belajar harus dari kesadaran anak sendiri, percuma
dipaksa kalau anaknya malas malah jadi pertengkaran tak berujung.
Dan, setelah saya tuntas membaca buku: Anak Bukan Kertas Kosong ini, saya serasa dikuliti habis-habisan karena seperti yang tertulis di buku, “Anak bukan kertas kosong melainkan benih kehidupan yang utuh. Pendidikan bukanlah mencekoki anak dengan berjuta pengetahuan dan kebenaran menurut orang dewasa. Pendidikan adalah proses menumbuhkan benih kehidupan yang utuh untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakatnya”.
Setiap Anak Itu Istimewa
Buku yang dituliskan menjadi sepuluh bab ini. Tiap bab ditulis dengan menarik. Seperti misalnya Bab pertama bercerita tentang zaman kreatif yang akan menjadi zaman bagi anak-anak kelak, terutama saat kelak bekerja atau berkarier. Tidak hanya menceritakan tentang lahirnya Zaman Kreatif, tetapi juga tantangan-tantangan yang menyertai zaman kreatif.
Di bab ini disebutkan, zaman digital telah mengubah makna karier. Karier bukanlah sesuatu yang dibangun setelah selesai tahap belajar. “Ketika belajar adalah berkarya, maka setiap kali seseorang belajar, sebenarnya ia sedang membangun kariernya. Belajar adalah berkarier”.
Dan bagi anak, belajar adalah bermain. Bermain, belajar dan berkarier menjadi sebuah proses simultan.
http://indahjulianti.com/anak-bukan-kertas-kosong/
Dan, setelah saya tuntas membaca buku: Anak Bukan Kertas Kosong ini, saya serasa dikuliti habis-habisan karena seperti yang tertulis di buku, “Anak bukan kertas kosong melainkan benih kehidupan yang utuh. Pendidikan bukanlah mencekoki anak dengan berjuta pengetahuan dan kebenaran menurut orang dewasa. Pendidikan adalah proses menumbuhkan benih kehidupan yang utuh untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakatnya”.
Setiap Anak Itu Istimewa
Buku yang dituliskan menjadi sepuluh bab ini. Tiap bab ditulis dengan menarik. Seperti misalnya Bab pertama bercerita tentang zaman kreatif yang akan menjadi zaman bagi anak-anak kelak, terutama saat kelak bekerja atau berkarier. Tidak hanya menceritakan tentang lahirnya Zaman Kreatif, tetapi juga tantangan-tantangan yang menyertai zaman kreatif.
Di bab ini disebutkan, zaman digital telah mengubah makna karier. Karier bukanlah sesuatu yang dibangun setelah selesai tahap belajar. “Ketika belajar adalah berkarya, maka setiap kali seseorang belajar, sebenarnya ia sedang membangun kariernya. Belajar adalah berkarier”.
Dan bagi anak, belajar adalah bermain. Bermain, belajar dan berkarier menjadi sebuah proses simultan.
http://indahjulianti.com/anak-bukan-kertas-kosong/
Formula Kemenangan Anak
Reviewed by blajarbanyakhal.blogspot.com
on
6:27 PM
Rating:
No comments: